Monday 4 March 2024

[Review] The Mathematics World Tour Ed Sheeran at Jakarta International Stadium


Sabtu, 2 Maret 2024 lalu penyanyi asal Inggris peraih 4 piala Grammy Awards yaitu Ed Sheeran kembali mengadakan konser tunggal di Indonesia bertajuk +-=÷ Tour (The Mathematics Tour). Konser ini menjadi konser kedua bagi Ed Sheeran di Indonesia setelah sebelumnya sukses menggelar ÷ Tour (Divide Tour) Mei tahun 2019 lalu. Konser The Mathematics Tour ini cukup spesial karena menyuguhkan enam album Ed Sheeran mulai dari Plus (2011), Multiply (2014), Divide (2017), No. 6 Collaborations Project (2019), Equals (2021) dan Subtracts (2023). 
Bulan Oktober tahun lalu, PK Entertainment selaku pihak promotor resmi mengumumkan The Mathematics Tour nya Ed Sheeran akan digelar di Indonesia pada 2 Maret 2024 dengan venue Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan. Penjualan tiket dilakukan melalui platform ticketing Loketcom. Antusias para fans Ed Sheeran terbilang sangat tinggi karena dalam beberapa hari saja tiket untuk kategori PINK, PURPLE dan BLUE langsung sold-out. Sementara itu, untuk kategori YELLOW dan GREEN masih tersedia.


15 hari menjelang konser tepatnya tanggal 16 Februari 2024, PK Entertainment tiba-tiba mengumumkan tentang pemindahan lokasi konser Ed Sheeran The Mathematics Tour dari SU-GBK ke Jakarta International Stadium. Keputusan tersebut terpaksa harus dilakukan oleh PK Entertainment karena SU-GBK akan digunakan untuk pertandingan sepakbola Indonesia Vs. Vietnam yang akan digelar pada 21 Maret mendatang. Pihak SU-GBK kabarnya harus melakukan sterilisasi serta maintenance minimal H-30 sebelum pertandingan sepakbola digelar. Reaksi dari para penonton pun mayoritas kecewa karena akses transportasi menuju Jakarta International Stadium masih belum memadai. Aku yang sudah booking hotel di dekat SU-GBK pun terpaksa harus refund dan langsung mencari hotel baru dekat dengan JIS. Membaca kolom komentar di akun Instagram PK Entertainment tak sedikit yang kecewa dan memilih untuk menjual tiketnya dengan alasan pemindahan lokasi konser.


Aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Hard Rock FM Bandung karena telah memberikan tiket konser Ed Sheeran The Mathematics Tour kategori YELLOW B melalui giveaway kuis di siaran pagi Hard Rock FM Bandung pada 16 Februari lalu. Hoki pertama di tahun 2024 sudah aku dapatkan. Alhamdulillah! Sekali lagi terima kasih Hard Rock FM Bandung!
Hari konser pun tiba. Sabtu, 2 Maret 2024 aku sudah Staycation di EL Royale Hotel Kelapa Gading bersama ketiga temanku. Cuaca sejak pagi hari sudah mendung dan sempat hujan deras di siang hari. Aku cukup khawatir dan sangat berharap saat nanti malam tidak diguyur hujan. Sekitar pukul 16:00 WIB, kita bertiga pergi ke Jakarta International Stadium dengan temanku membawa mobil lalu parkir di JIEXPO Kemayoran. Promotor PK Entertainment dan Jakpro menyediakan Free Shuttle Bus untuk para penonton konser yang membawa kendaraan pribadi, sehingga tak perlu membawa mobil atau motor untuk menuju ke Jakarta International Stadium.


Karena akses jalan utama menuju JIS tidak sebesar menuju SU-GBK, maka penonton harus ekstra sabar macet-macetan meskipun menggunakan shuttle bus. Kita bertiga tiba di JIS sekitar pukul 17:45 WIB dan langsung bergegas mencari makan untuk ganjel perut. Untungnya disepanjang jalan banyak banget penjual makanan dan minuman sehingga penonton tak perlu khawatir kelaparan. Setelah aku bertemu dengan Kak Massayu dari Hard Rock FM Bandung di south gate JIS, kita bertiga bertemu dengan temanku yang sama-sama nonton konser The Mathematics Tour Ed Sheeran di kategori YELLOW namun berbeda seats. Agak PR sih saat mencari pintu yang jumlahnya mencapai lebih dari 250. Setelah berkeliling JIS akhirnya aku berhasil menemukan pintu 240 dan bergegas masuk yang sudah berkumandang lagu Indonesia Raya.
Konser The Mathematics Tour Ed Sheeran dimulai pukul 19:00 WIB dengan Opening Act dari penyanyi Calum Scott yang membawakan beberapa lagu hits nya yaitu:


Setlist Opening Act Calum Scott - The Mathematics Tour Ed Sheeran
1. Lighthouse
2. At Your Worst
3. Whistle
4. Biblical
5. If You Ever Change Your Mind
6. Where Are You Now
7. You Are The Reason
8. Heaven
9. Dancing On My Own medley with I Wanna Dance With Somebody

Setelah penampilan Calum Scott selesai, sekitar pukul 20:15, The Mathematics Tour Ed Sheeran pun akhirnya resmi dimulai! Penonton terus memadati seluruh area lapangan dan dua tribun JIS yang 360 derajat semuanya hampir terisi penuh! For the first time banget nih bisa nonton konser skala dunia di JIS yang kapasitasnya nyaris penuh meskipun tribun paling atas tidak digunakan dan ditutupi oleh kain hitam. Berikut adalah setlist The Mathematics Tour - Ed Sheeran at Jakarta International Stadium:

1. Tides
2. BLOW
3. I'm a Mess
4. Shivers
5. The A Team
6. Castle On The Hill
7. Don't / No Diggity
8. Lego House
9. Eyes Closed
10. Give Me Love
11. Visiting Hours
12. River / Peru / Beautiful People / South of the Border / I Don't Care
13. Overpass Grafitti
14. Galway Girl
15. Thinking Out Loud
16. Love Yourself (Justin Bieber song)
17. Sing
18. Happier
19. Photograph
20. Tenerife Sea
21. Perfect
22. Bloodstream
23. Afterglow
24. You Need Me, I Don't Need You
25. Shape of You
26. Bad Habits

Konser The Mathematics Tour Ed Sheeran berhasil menggebrak JIS dengan konsep panggung 360 derajat sehingga semua penonton bisa melihat dengan jelas aksi panggung Ed Sheeran tanpa terhalang apapun. Manifesting para musisi di seluruh dunia bisa mengadaptasi konsep stage 360 derajat agar semua penonton konser bisa mendapatkan pengalaman lebih maksimal tanpa terhalang layar, tiang ataupun sound system.


Aku sangat takjub dengan stamina Ed Sheeran. Total hampir 2.5 jam non-stop menyanyikan 26 lagu tanpa jeda panjang. Setiap lagu upbeat yang dibawakan selalu menampilkan aksi panggung yang total. Ditambah lagi sesekali ia berlari-lari diatas stage yang berputar layaknya trademill. Interaksi dengan para penonton pun selalu mendapat antusias dan riuh tepuk tangan. Yang paling aku suka dari The Mathematics Tour Ed Sheeran ini adalah adanya kejutan dari beberapa penonton yang melamar pacarnya saat Ed Sheeran membawakan lagu Perfect. Seketika para penonton histeris dan memberikan tepuk tangan kepada beberapa pasangan yang berani melamar pacar mereka. Setiap lagu ballad seperti Lego House, Photograph dan Perfect para penonton dengan kompak menyalakan flashlight dari ponsel. Seketika bikin merinding dan terharu banget!
Kualitas audio The Mathematics Tour Ed Sheeran di JIS sangat mengesankan! Suara yang dihasilkan jernih dan juga menggelegar. Jakarta International Stadium memang sudah sangat worth it sebagai venue untuk konser, selain kapasitasnya yang jauh lebih besar daripada SU-GBK, bagian atap JIS pun bisa terbuka dan tertutup sehingga jika cuaca sedang tidak bersahabat bisa tetap mengadakan event dengan lancar.



Sama seperti konser Blackpink dan Coldplay di tahun lalu, para pedagang unofficial merchandise edisi Ed Sheeran pun memadati area luar JIS. Harga yang dipatok pun masih dalam batas wajar tidak semahal official merchandise yang tersedia eksklusif di area dalam JIS yang harganya mulai dari Rp.600.000 sampai Rp.1.500.000 an. Kita bertiga kemudian membeli kenang-kenangan Lanyard The Mathematics Tour dari penjual pinggir jalan JIS dengan harga Rp.70.000 untuk 3 pcs Lanyard hahaha.
Overall, konser The Mathematics Tour Ed Sheeran sukses membuatku terpukau berkat konsep stage nya yang 360 derajat, stamina luar biasa dari Ed Sheeran dan pemilihan lagu-lagu yang enak banget untuk sing a long. Semoga kedepannya Jakarta International Stadium bisa memiliki akses transportasi yang sangat memadai untuk menampuk puluhan ribu penonton. Gak jadi masalah kalau misalnya akses diprioritaskan untuk transportasi umum, tapi ayo segera bangun Stasiun LRT Jakarta, Halte Transjakarta yang terpisah dari jalanan umum, Stasiun KRL baru dengan kapasitas yang lebih besar dan akses jalan raya yang diperluas lagi.

Thursday 29 February 2024

[Review] Poor Things: Kisah Nyeleneh Perempuan Berjiwa Bocah Di Abad Ke-19

 
#Description:
Title: Poor Things (2023)
Casts: Emma Stone, Willem Dafoe, Mark Rufallo, Ramy Youssef, Christopher Abbott, Kathryn Hunter, Jerrod Carmichael, Hanna Schygulla, Margaret Qualley, Vicki Pepperdine, Keeley Forsyth
Director: Yorgos Lanthimos
Studio: Searchlight Pictures, TSG Entertainment, Film4, Element Pictures


#Synopsis:
Godwin Baxter (Willem Dafoe) adalah seorang profesor sekaligus doktor ahli bedah yang terkenal di London. Berkat kejeniusannya itu, Godwin sering melakukan eksperimen tak biasa. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi wajah serta beberapa bagian tubuhnya yang sudah mengalami eksperimen berkali-kali. Selain itu, Godwin juga sering menjadi pengajar di kampus sebagai ahli bedah. Namun sayang, beberapa mahasiswa merasa takut dan menganggap aneh karena postur Godwin yang nyentrik dan berbeda dari dosen lain.


Suatu hari, salah satu mahasiswa di kelas yaitu Max McCandles (Ramy Youssef) terpilih untuk menjadi asisten Godwin. Max ditugaskan Godwin untuk memantau sekaligus mencatat semua perilaku dari eksperimen yang ia lakukan kepada seorang wanita bernama Bella Baxter (Emma Stone) di kediamannya. Setelah melihat secara langsung, Max terkejut karena Bella bukanlah mengalami gangguan mental. Godwin pun menjelaskan jika Bella adalah seorang perempuan hamil yang ditemukan tak sadarkan diri di pinggiran sungai. Godwin kemudian melakukan eksperimen terhadap Bella dengan menggantikan otaknya dengan otak anaknya yang sedang dikandung. Eksperimen tersebut berhasil menyelamatkan nyawa Bella, meskipun fisiknya memang Bella namun otak dan pikirannya benar-benar nol layaknya seperti bayi. Selama proses pemulihan setelah operasi, Max ditugaskan untuk mengamati dan melaporkan semua aktivitas Bella pada Godwin.



Seiring berjalannya waktu, Max mulai bisa berinteraksi dengan Bella. Kebersamaan yang terjalin diantara mereka membuat Max jatuh hati terhadap Bella. Usaha Max untuk memperkenalkan Bella ke dunia luar ditentang keras oleh Godwin. Godwin sangat menyayangi Bella dan tak ingin eksperimennya itu terpapar oleh dunia luar. Godwin hanya ingin Bella tetap tinggal selamanya di rumahnya tanpa harus mengetahui dunia luar. Max berusaha membujuk Godwin untuk mengizinkan Bella keluar rumah dengan ditemani dirinya dan juga Godwin. Melihat perkembangan pada Bella yang semakin pesat, Godwin pun mengizinkan Max untuk berjalan-jalan ke hutan dengan ditemani dirinya. Sejak saat itu, Bella semakin antusias untuk menjelajah dunia baru yang belum pernah ia lakukan.


Godwin pun melihat jika Max mulai jatuh hati pada Bella. Ia kemudian memberikan izin kepada Max untuk menikahi anaknya itu. Godwin berharap Max bisa menjadi pasangan yang baik dan bisa menuntun Bella menjadi lebih baik lagi kedepannya. Godwin kemudian mempersiapkan administrasi pernikahan mereka dengan bantuan pengacara bernama Duncan Wedderburn (Mark Rufallo).
Saat Duncan pertama kali melihat Bella, ia langsung tertarik dengan kepolosannya. Duncan bahkan berani mengajak Bella untuk melakukan hubungan intim dan Bella pun sangat menikmatinya karena selama tinggal dengan Godwin dan Max, ia hanya menikmati rangsangan seksual melalui masturbasi saja. Duncan kemudian mengajak Bella untuk pergi ke Lisbon dan memulai petualangan disana. Bella sangat bersemangat pergi dari rumah meskipun mendapat larangan dari Godwin dan juga Max. Bella tetap nekat pergi bersama Duncan dan berjanji tidak akan melupakan Godwin dan Max. Setibanya di Lisbon, Bella dan Duncan sangat menikmati kebebasan dalam melakukan hubungan seksual. Hasrat biologis Bella semakin tinggi dan tak terkendali. Duncan sampai dibuat menyerah dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Alexandria dengan menaiki kapal pesiar.


Selama perjalanan menuju Alexandria, Bella tak sengaja berkenalan dengan penumpang lain yaitu Martha (Hanna Schygulla) dan Harry (Jerrod Carmichael). Bella menemukan hal baru dari mereka berdua tentang filsafat hidup, etika sebagai manusia dan kehidupan sosial masyarakat yang berlapis. Bella sangat terkejut dan hatinya langsung hancur saat mengetahui fakta tentang masyarakat miskin yang ada di Alexandria. Bella kemudian mengambil seluruh uang hasil judi yang dilakukan oleh Duncan dan diberikan kepada masyarakat miskin. Hal tersebut membuat Duncan sangat marah karena uang tersebut digunakan membayar kamar dan fasilitas di kapal pesiar. Karena tak ada lagi uang, mereka berdua pun diturunkan di wilayah Marseille dan selanjutnya mereka harus menempuh jalur darat untuk menuju paris.



Disisi lain, Godwin dan Max mencoba melakukan eksperimen yang sama seperti Bella kepada seorang perempuan bernama Felicity (Margareth Qualley). Namun sayang, eksperimen kali ini dinilai gagal karena perkembangan Felicity tidak secepat Bella. Ditambah lagi, kondisi fisik Godwin mulai menurun dan harus mengurangi segala kegiatannya yang berkaitan dengan profesinya sebagai ahli bedah.
Bella dan Duncan pun tiba di Paris. Karena kehabisan uang, Bella tak sengaja bertemu dengan seorang mucikari bernama Madame Swiney (Kathyrn Hunter) dan menawarkannya untuk bergabung menjadi seorang pelacur dan bisa mendapatkan uang. Bella yang masih mengeksplor seksualitasnya tertarik untuk bekerja disana. Hal tersebut membuat Duncan semakin marah dan akhirnya pergi meninggalkan Bella. Selama bekerja sebagai pelacur, Bella berteman dengan para pelacur lain. Salah satunya yaitu Toinette (Suzy Bemba). Mereka melayani banyak laki-laki yang memiliki fantasi beraneka ragam. Hal tersebut membuat Bella tersadar hanya Duncan lah yang mampu mengimbangi hasrat seksualitas dalam dirinya. 



Sementara itu, kondisi fisik Godwin terus menurun. Ia meminta Max untuk melacak keberadaan Bella dan memintanya untuk segera pulang. Max pun akhirnya berhasil melacak keberadaan Bella setelah berhasil menginterogasi Duncan yang sedang dirawat di rumah sakit jiwa. Setelah mengetahui Godwin sedang sakit, Bella akhirnya pulang ke rumah dan memutuskan untuk berdamai dengan ayahnya itu. Bella juga memutuskan untuk bersedia menikah dengan Max.


Namun sayang, rencana pernikahan Bella dan Max diganggu oleh kemunculan Duncan dengan sosok di masa lalu dari Bella. Ia adalah Alfie Blessington (Christopher Abbott), suami dari Victoria yang merupakan identitas asli dari Bella sebelum ditemukan oleh Godwin. Alfie mengatakan jika ia dan Victoria sudah resmi menikah. Manakah yang akan dipilih oleh Bella? Kembali ke masa lalu menjadi Victoria atau menjalani kehidupan baru sebagai Bella bersama dengan Max?


#Review:
Setiap akhir dan awal tahun, banyak film-film kelas 'festival' meramaikan bioskop. Yang terbaru yaitu film POOR THINGS (2023) karya sutradara Yorgos Lanthimos. Sejak perilisan poster dan trailer, film ini memiliki daya tarik tersendiri karena premis dan sinematografinya terlihat anti mainstream. Aroma 'festival' banget sangat terasa dan terbukti, film ini sukses mendapatkan piala Golden Lion di Venice International Film Festival dan yang terbaru memenangkan Best Picture kategori Comedy or Musical di Golden Globes 2024.


Untuk segi cerita, sang sutradara mengadaptasi dari novel klasik karya Alasdair Gray yang dirilis tahun 1992 silam. Ide cerita yang ditawarkan film ini benar-benar anti mainstream dan terasa menggabungkan banyak elemen mulai dari drama, komedi satir hingga sedikit sentuhan Sci-Fi dalam dunia medis. Sekilas premis film ini mengingatkanku akan karakter horror ikonik Frankenstein. Film POOR THINGS (2023) menyoroti kisah seorang profesor ahli bedah yang melakukan transplantasi otak manusia. Tony McNamara selaku penulis naskah film ini mengembangkan cerita tentang perjalanan proses pencarian jati dari dan eksplorasi dunia lewat karakter Bella Baxter yang otaknya diganti dengan otak dari janin bayi yang dikandungnya. Melihat perkembangan karakter Bella tersebut sudah seperti bayi yang baru lahir, mulai dari cara berjalan, makan dan berbicara. Motivasi dari setiap karakter di film ini pun dijelaskan dengan sangat baik. Dibalik bentuk wajah dan tubuhnya yang terlihat menyeramkan, karakter Godwin memiliki sifat yang baik dan berusaha untuk tetap melindungi hasil eksperimennya dengan sepenuh hati layaknya seorang ayah kepada anak kandung. Yang tak kalah menarik, Yorgos Lanthimos dengan frontal menyajikan kritik tentang ketimpangan sosial hingga eksplorasi hasrat seksual dari seorang perempuan. Tanpa basa-basi, visualisasi perjalanan Bella untuk mendapatkan kepuasan seksual di film ini tampil sangat explicit. Hal tersebut seperti menggambarkan jika manusia tidak diberi akal sehat dan rasa malu pasti akan berkelakuan layaknya Bella Baxter. Meskipun demikian, selama menempuh perjalanan mengelilingi Eropa, Bella Baxter mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Saat menuju babak akhir film, plot film POOR THINGS (2023) terasa cukup predictable dengan menghadirkan sosok di masa lalu dari Bella yang tak lain adalah suaminya sendiri. Tapi Yorgos Lanthimos kembali menggebrak cerita dengan mengakhiri kisah Bella alias Victoria ini dengan cara yang nyeleneh dan bikin geleng-geleng kepala. Hahaha.


Untuk jajaran pemain, sudah jelas bintang utama yang paling bersinar di film ini yaitu Emma Stone. Totalitas sebagai aktor yang ia berikan benar-benar melampaui batas. Emma Stone terlalu luar biasa dalam menghidupkan karakter Bella Baxter yang ingin mengeksplor hal apapun layaknya seorang bocah cilik. Yorgos Lanthimos menurutku agak over expose adegan-adegan eksplisit dari karakter Bella sih. Sesekali boleh sih, tapi inimah hampir setiap pelanggan yang datang ke hotel saat Bella di Paris selalu dimunculkan adegan-adegan sensual tersebut. Pantas saja film POOR THINGS (2023) tidak masuk ke bioskop Indonesia. Hahaha. Penampilan Willem Dafoe, Ramy Youssef dan Mark Ruffalo juga tak kalah bagusnya. Ketiga berhasil menjadi sosok pria yang berpengaruh besar terhadap Bella.
Untuk segi visual, film POOR THINGS (2023) benar-benar mendefinisikan keindahan sinema. Meskipun mengambil latar era Eropa di abad ke-19, tapi unsur jadul, magis, surreal hingga futuristik bisa dinikmati sepuasnya di sepanjang durasi film. Selain itu, film POOR THINGS (2023) juga memiliki teknik pengambilan gambar yang super duper anti mainstream. Berbagai angle kamera dieksplor oleh sang sutradara. Nyeleneh sih, tapi hal tersebut jadi keunikan tersendiri dari film ini. Hahaha.
Overall, film POOR THINGS (2023) sebenarnya memiliki plot yang tidak terlalu berat dan sedikit predictable. Tapi punya hal unik dan kejutan berlapis yang bikin penonton geleng-geleng kepala. Long live Bella Baxter!


[8.5/10Bintang]

Wednesday 21 February 2024

[Review] Sinden Gaib: Kisah Mistis Remaja Perempuan Yang Kerasukan Seumur Hidupnya!

 


#Description:
Title: Jagat Alam Gaib - Sinden Gaib (2024)
Casts: Sara Fajira, Laras Sardi, Dimas Aditya, Naufal Samudra, Arla Ailani, Riza Syah, Rizky Hanggono, Yeyen Lidya, Liek Suyanto, Yuyun Arfah, Novita Hardini
Director: Faozan Rizal
Studio: Starvision Plus


#Synopsis:
Dua siswi SMA yaitu Ayu (Sara Fajira), Rara (Laras Sardi) dan keempat temannya sedang disibukkan dengan proses syuting film dokumenter tentang tarian Turonggo Yakso. Pengambilan gambar dilakukan di sungai Watu Kandang, Trenggalek Jawa Timur. Ditengah proses syuting, Ayu tiba-tiba menari tak terkendali hingga jatuh pingsan. Rara panik dan segera membawa Ayu pulang ke rumah dengan dibantu teman-temannya. Setelah pulang, keempat temannya itu langsung pamitan dan pergi meninggalkan Rara di rumahnya Ayu.
Ibu (Yeyen Lidya) dan Ayah (Rizky Hanggono) dari Ayu yakin jika anak mereka itu hanya kelelahan saja gara-gara sedang haid. Mereka lalu mengizinkan Rara untuk pulang beristirahat. Keesokan harinya, Ayu mulai sadar dan menjalani aktivitas seperti biasa. Disaat kedua orangtuanya menanyakan tentang Ayu yang bisa sampai pingsan ketika sedang syuting. Namun sayang, Ayu sama sekali tidak mengingat kejadian tersebut. Ia baru tersadar ketika sudah terbangun di kamarnya saja.
Waktu terus berlalu, Ayu dan kedua orangtuanya mulai merasakan hal-hal aneh. Mereka sesekali sering mendengar suara nyanyian sinden. Selain itu, mereka juga sering melihat penampakan sesosok wanita berkebaya merah dengan riasan rambut sanggul lengkap dengan hiasan serta selendang yang berwarna hijau. Situasi menjadi penuh misteri ketika Ayu beberapa kali mengalami kerasukan dan bertingkah aneh. Puncaknya, Ayu diduga menjadi penyebab kesurupan masal yang terjadi saat upacara pengumuman kelulusan di sekolah.
Rara pun makin penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada Ayu. Diam-diam Rara menelusuri beberapa rekaman video saat ia syuting bersama Ayu di Watu Kandang. Rara terkejut dalam rekaman video tersebut terlihat salah satu temannya mengambil sebuah batu dari sungai. Tak lama setelah itu, Ayu berkelakuan aneh dan akhirnya pingsan. Rara sangat yakin temannya itu telah melanggar peraturan adat tentang larangan mengambil benda apapun yang ada di sungai tersebut, sehingga membuat penunggu sungai marah dan mengincar Ayu.
Disisi lain, tiga orang vlogger yaitu Gaduh (Dimas Aditya), Genta (Naufal Samudra) dan Thea (Arla Ailani) mendatangi daerah Trenggalek untuk menelusuri sungai Watu Kandang yang konon memiliki banyak kejadian mistis disana. Dengan ditemani salah satu warga asli Trenggalek, mereka menyusuri setiap hutan yang berada disekitar sungai Watu Kandang. Disepanjang perjalanan, Thea semakin pesimis dengan penelusuran mereka lantaran tak kunjung mendapatkan apa yang ia inginkan. Si pemandu pun menceritakan tentang aturan adat yang melarang untuk mengambil benda apapun disepanjang sungai Watu Kandang.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Ayu semakin aneh dan sering mengalami kerasukan. Berbagai cara dilakukan oleh ayah dan ibunya demi kesembuhan Ayu namun hasilnya sia-sia. Salah satu dukun yang mencoba untuk menyembuhkan Ayu mengatakan jika sosok yang selama ini merasuki Ayu adalah Sarinten (Yuyun Arfah). Sosok tersebut merupakan seorang sinden yang dahulu kala terasingkan oleh warga desa dan akhirnya menetap di sungai Watu Kandang. Sarinten sangat terpikat dengan Ayu dan ingin memiliki seutuhnya.
Mendengar tentang peristiwa yang dialami Ayu membuat Gaduh, Genta dan Thea tertarik untuk merekamnya. Gaduh yang fasih berbahasa Jawa kemudian berhasil berkomunikasi dengan Sarinten yang kini bersemayam dalam tubuh Ayu. Gaduh berusaha membujuk Sarinten untuk pergi dari tubuh Ayu namun hasilnya sia-sia. Sarinten sudah berjanji akan bersama dengan Ayu untuk selamanya. Disaat Ayu yang semakin sulit terlepas dari sosok gaib Sarinten, Thea mengalami gangguan mistis sama seperti Ayu dan keluarganya hingga tak sadarkan diri.
Gaduh yakin satu-satunya cara untuk menyelamatkan Ayu dan Thea dengan cara melakukan ritual tarian Turonggo Yakso yang dianggap sebagai tarian keramat bagi Sarintem di Watu Kandang. Akankah Ayu dan Thea bisa hidup normal kembali?


#Review:
Starvision Plus kembali menghadirkan film horror terbaru di semester awal tahun 2024 ini berjudul SINDENG GAIB (2024). Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang dialami oleh seorang remaja bernama Ayu asal Trenggalek di tahun 2019 lalu. Konon kabarnya, hingga sampai saat ini Ayu masih hidup berdampingan dengan sosok sinden gaib bernama Sarinten.


Aku berkesempatan hadir pada acara Press Screening dan Gala Premiere film JAGAT ALAM GAIB: SINDENG GAIB (2024) hari Senin, 19 Februari lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, produser Starvision Plus yaitu Chand Parwez Servia mengungkapkan melalui film ini, Starvision Plus ingin konsisten menghadirkan film horror yang berasal dari kisah nyata dan bisa menjadi pembelajaran bagi penonton untuk selalu menjaga tata krama ketika sedang berada dimanapun. Faozan Rizal selaku sutradara dan pengarah kamera film ini juga mengungkapkan, selama proses pengambilan gambar ia sering mengalami kejadian aneh seperti suara bisikan dan puncaknya, ia sempat berbincang secara langsung dengan sosok asli Sarinten ketika sedang bersama dengan Ayu yang asli.



Untuk segi cerita, film SINDEN GAIB (2024) tidak mengambil template tentang pesugihan, tumbal atau sekutu dengan setan seperti film-film horror Indonesia belakangan ini. Faozan Rizal dan tim penulis naskah film mengambil keputusan untuk tetap setia mengikuti materi asli untuk dijadikan film layar lebar. Harus diakui, di beberapa bagian cerita, treatment horror yang dialami oleh Ayu terasa repetitif dan membosankan. Setiap kejadian mistis, respon dari para karakter disekeliling Ayu dan dialog-dialog yang tercipta terus saja berulang seperti itu. Moment kerasukan sambil menari dan nembang Jawa Timur-an awalnya bikin merinding, namun lama kelamaan malah jadi biasa saja. Eksekusi jump scared yang dihadirkan film ini juga tidak ada yang spesial. Penampakan sosok Genderuwo di film ini juga malah mengingatkanku akan film Hollywood PLANET OF THE APES. Apakah Ayu dan Thea melakukan multiverse ke film tersebut? Hahahaha.
Memang tidak salah sih jika Faozan Rizal dan tim penulis untuk tetap setia terhadap materi aslinya, namun sayang aja film SINDEN GAIB (2024) jadi kurang entertaining bagi penonton yang menyukai jump scared atau atmosfer horror mencekam layaknya film-film horror Indonesia. Andai saja dibuat sedikit lebih mencekam dan dramatisasi, pasti akan jauh lebih oke lagi.
Untuk pemain, penampilan aktris Sara Fajira memang sudah tidak perlu diragukan lagi dalam memerankan karakter yang selalu kerasukan setan. Ekspresi, gesture dan raut muka Sara Fajira memang sudah terlihat menyeramkan sih.. Namun bagiku, peran terbaik dari Sara Fajira masih dipegang di serial HITAM yang tayang saat pandemi CoVid-19 lalu.
Overall, film SINDEN GAIB (2024) sebenarnya punya potensi besar bisa tampil lebih menyeramkan lagi, namun sayang, ternyata film ini terlalu main aman karena sangat setia dengan materi aslinya yang memang untuk sebagian penonton seperti aku tidak menyeramkan.


[6.5/10Bintang]

Tuesday 20 February 2024

[Review] Women From Rote Island: Kisah Pilu Yang Menimpa Perempuan Di Pulau Rote!



#Description:
Title: Women From Rote Island - Perempuan Berkelamin Darah (2024)
Casts: Linda Adoe, Irma Rihi, Sallum Ratu Key, Van Jhoov, Willyam Wolfgang, Yulius Oktavianus Bani, Leonard Leo Leba, Chelsi Tasi, Putri Diana Soares Moruk, Maria Dona Ines
Director: Jeremias Nyangoen
Studio: Bintang Cahaya Sinema, Langit Terang Sinema


#Synopsis:
Sudah sembilan hari jasad Abram tak kunjung dimakamkan. Hal tersebut terpaksa harus dilakukan oleh sang mertua yaitu Ibu Orpa (Linda Adoe) lantaran mengikuti surat wasiat yang ditulis oleh Abram sebelum meninggal. Wasiat tersebut meminta untuk dikuburkan dengan disaksikan langsung oleh istrinya, Martha (Irma Rihi) yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Malaysia. Berbagai cara dilakukan oleh Orpa agar anaknya itu bisa segera dipulangkan ke Kupang NTT. Ia meminta bantuan pada kerabatnya yaitu Habel (Yulius Oktavianus) untuk berkoordinasi dengan kepala desa dan menghubungi pihak imigrasi agar bisa memulangkan Martha ke Indonesia.


Memasuki hari ke-10, Martha berhasil dipulangkan ke kampung halamannya. Kedatangan Martha disambut penuh suka cita sekaligus duka oleh keluarga, sahabat dan para tetangganya. Adik dari Martha yaitu Bertha (Sallum Ratu Key) sangat senang akhirnya bisa bertemu kembali dengan sang kakak setelah sekian lama terpisah. Damar (Van Jhoov) pun ikut senang bisa melihat lagi Martha karena sudah lama tidak bertemu sejak Martha menikah dengan Abram dan pergi menjadi TKW ke Malaysia. Jasad Abram pun bisa dimakamkan sesuai wasiatnya. Disaat semua orang bersedih dengan proses pemakaman Abram, berbeda dengan Martha yang hanya melamun dengan tatapan kosong. Hal tersebut membuat Orpa khawatir akan anaknya itu.


Keesokan harinya, kondisi Martha masih belum ada perubahan. Ia tidak bisa diajak berbicara dan hanya berbaring seharian di kamar. Bertha curiga jika kakaknya itu mengalami gangguan mental gara-gara bekerja di Malaysia. Namun ia tak pernah takut untuk berinteraksi dengan Martha. Setiap sepulang sekolah, Bertha selalu mengajak sang kakak mengobrol di depan rumah dan berkeliling desa. Hingga suatu ketika, Martha pergi ke hutan dan menaiki pohon untuk melihat sarang burung. Tak lama setelah itu, Martha berteriak meminta tolong pada Bertha karena tidak bisa turun. Untungnya disana ada dua remaja laki-laki teman dari Bertha yang diam-diam mengikuti Martha. Bertha pun meminta tolong pada kedua temannya itu untuk membantu menurunkan Martha dari pohon. Saat turun dari pohon, Martha dan kedua laki-laki itu juga ikut terjatuh. Kejadian tak terduga menimpa Martha karena salah satu dari mereka melecehkannya. Martha tersulut emosi dan langsung mengejar kedua remaja tersebut sambil membawa batang kayu. Kejadian tersebut membuat warga desa jadi khawatir kepada Martha yang dianggap seperti orang gila dan membahayakan warga. Pihak keluarga hanya bisa meminta maaf kepada warga dan berjanji akan menjaga Martha agar tidak berbuat aneh lagi.



Waktu terus berlalu, kondisi kesehatan dan mental Martha belum mengalami perubahan. Ia jarang sekali berbicara meskipun sudah diajak mengobrol oleh ibu dan adiknya. Disaat keluarganya sedang sibuk dengan pekerjaan rumah, Martha pergi ke hutan dan mencari sarang burung yang kemarin ia ambil. Tak lama kemudian, seorang pemuda desa bernama Ezra (Willyam Wolfgang) yang membawa motor mendekati Martha yang sedang sendirian di hutan. Ezra lalu menawarkan diri untuk membantu Martha mengembalikan sarang burung tersebut ke atas pohon dengan satu syarat yaitu ikut dirinya mengambil tangga yang ada di dekat tebing. Martha hanya bisa mengangguk, lalu ia ikut dengan Ezra.
Setibanya di tebing, Ezra berusaha melecehkan Martha dan membaringkannya diatas pasir pantai. Martha histeris dan berteriak meminta tolong. Martha lalu meraih apapun dengan tangannya dan langsung dipukulkan ke kepala Ezra. Ia langsung bangun dan pergi meninggalkan tebing. Saat berlari, Ezra yang terbangun dan langsung mengejar Martha. Martha semakin berani untuk melawan. Ia mengambil kayu rotan dan menusukannya ke bagian punggung Ezra. Ezra lalu pergi dari hutan dan mencari pertolongan ke rumah warga. Martha yang amarahnya semakin tak terkendali terus mengejar Ezra. Untungnya Bertha melihat hal tersebut dan langsung berusaha menenangkan kakaknya itu. Namun sayang, Martha yang masih membabi buta terus mencari keberadaan Ezra dan akhirnya membakar rumah yang menjadi tempat persembunyian Ezra.


Aksi Martha yang membakar rumah warga tersebut membuat pemilik rumah mengalami kerugian cukup besar. Mereka menuntut keluarga Martha untuk mengganti rugi. Setelah berdiskusi dengan kepala adat, akhirnya disepakati perjanjian melunasi total kerugian yang sebagian nominalnya akan dibantu oleh keluarga Martha. Pihak kepala desa kemudian menyarankan Orpa untuk memasung Martha untuk sementara waktu agar tidak menimbulkan masalah baru di desa. Pihak keluarga pun akhirnya setuju dengan keputusan itu. Orpa, Bertha dan Damar berjanji akan rutin merawat Martha setiap hari meskipun harus dipasung dan tidak tinggal satu rumah dengan mereka.


Martha kini terpaksa harus dipasung atas permintaan warga dan kepala desa. Martha hanya bisa terdiam dan meratapi kesedihannya karena harus mengalami pelecehan seksual ditengah kondisi mentalnya yang belum pulih. Selama tempat tinggalnya terpisah dari rumah, Martha lagi-lagi mengalami kejadian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Pihak keluarga sangat histeris saat mengetahui kejadian yang menimpa Martha dan berusaha untuk mengungkap pelakunya. Akankah keluarga Martha bisa mendapat keadilan?


#Review:
Festival Film Indonesia tahun 2023 lalu sukses menjadi bahan perbincangan di sosial media tatkala film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) mendapat empat Piala Citra untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik dan Sinematografi Terbaik. Para netizen di sosial media khususnya X (twitter), semakin dibuat penasaran akan film ini karena saat memenangkan empat penghargaan bergengsi dari FFI, film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) belum tayang reguler di bioskop Indonesia dan baru tayang di berbagai festival film internasional saja. Terakhir, film ini sempat tayang terbatas saat pagelaran JAFF Jogja diawal bulan Desember kemarin.


Aku berkesempatan hadir pada acara Press Screening dan Gala Premiere film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) yang sukses digelar pada Jum'at, 16 Februari lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, sutradara Jeremias Nyangoen beserta produser dan beberapa pemain yang hadir mengajak penonton untuk berani menonton film ini dan berani untuk melawan kekerasan seksual yang bisa terjadi kepada siapapun.



Untuk segi cerita, film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) mengangkat tema dan issue yang sangat sensitif yaitu tentang kekerasan seksual serta dampaknya. Tema tersebut aku yakin akan membuat penonton langsung teringat akan dua film Indonesia serupa tapi tak sama yaitu film 27 STEPS OF MAY (2018) dan LIKE & SHARE (2022). Namun yang membedakannya, film ini terbilang jauh lebih gamblang dalam menampilkan cerita tragis dari para korban pelecehan seksual. Jeremias Nyangoen cukup berani mengangkat tema ini dengan menambahkan pula kritik sosial tentang penegakan hukum, issue Tenaga Kerja Indonesia ilegal, budaya masyarakat serta patriarki yang memang masih bisa ditemukan di daerah-daerah terpencil. Hampir sepanjang durasi film, aku merasa depresif dan kurang nyaman ketika harus mengikuti keluarga Ibu Orpa yang terus-terusan mengalami kejadian tak terduga. Bahkan sampai film usai, penonton tidak diberi kesempatan untuk bisa bernafas lega dan tenang saat mengetahui akhir nasib dari keluarga Ibu Orpa ternyata tidak sesuai dengan apa yang penonton harapkan. Sang sutradara benar-benar berhasil menyajikan film ini secara otentik, sesuai fakta dan tidak memberikan happy ending kepada penontonnya.


Untuk jajaran pemain, pemilihan aktor dan aktris yang asli orang Kupang, Nusa Tenggara Timur adalah keputusan yang sangat tepat. Penampilan Linda Adoe sebagai Ibu Orpa sungguh luar biasa dan bisa menyampaikan semua range emosinya dengan memuaskan. Chemistry kakak beradik Martha Bertha juga bagus. Penampilan paling mencuri perhatian selanjutnya datang dari aktris muda Sallum Ratu Ke yang berhasil menghidupkan Bertha dengan segala dialog serta gesturenya yang lovable. Penampilan Willyam Wolfgang pun berhasil menjadi sosok yang menakutkan! Ngeri woy.
Untuk segi visual, tim sinematografi film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) memang berhasil menampilkan keindahan alam di Nusa Tenggara Timur dengan beberapa teknik gambar yang tak lazim. Penggunaan one take long shot di banyak adegan memang terlihat bagus tapi tak sedikit juga adegan-adegan tersebut kurang bermakna terhadap keseluruhan cerita.
Overall, film WOMEN FROM ROTE ISLAND (2023) cukup triggering jika ditonton oleh penonton yang mungkin pernah mengalami kejadian serupa. Bagi aku sendiri, cukup depresif dan tidak yakin untuk bisa menonton yang kedua kalinya. Takut..


[8/10Bintang]

Monday 19 February 2024

[Review] Pemandi Jenazah: Mengungkap Misteri Kematian Berantai Di Sebuah Desa!



#Description:
Title: Pemandi Jenazah (2024)
Casts: Aghniny Haque, Djena Maesa Ayu, Ibrahim Risyad, Ruth Marini, Mian Tiara, Vonny Anggraini, Riafinola Ifani, Amara Sophie, Dennis Saputra, M. N. Qomaruddin, Nelly Sukma, Messi Gusti
Director: Hadrah Daeng Ratu
Studio: VMS Studio


#Synopsis:
Ibu Siti (Djenar Maesa Ayu) dikenal sebagai pemandi jenazah di desanya. Ia tinggal bersama dengan kedua anaknya yaitu Lela (Aghniny Haque) dan Arif (Ibrahim Risyad). Usia yang semakin bertambah tak memungkinkan dirinya untuk bekerja memandikan jenazah sendirian. Ibu Siti terkadang suka mengajak Lela untuk ikut membantu pekerjaannya meskipun Lela selalu ketakutan saat membantu ibunya itu. Meskipun demikian, Ibu Siti masih menaruh harapan pada Lela agar dapat meneruskan pekerjaan sebagai pemandi jenazah di desa jika dirinya sudah meninggal.
Suatu hari, warga desa dihebohkan oleh berita kematian Ibu Ida (Riafinola Ifani) sehari setelah merayakan khitanan anak laki-lakinya. Ibu Siti terkejut saat menemukan temannya itu meninggal dengan cara yang tragis. Ia pun langsung bergegas membereskan dan memandikan jasad Ibu Ida untuk segera dimakamkan.
Keesokan harinya, warga desa kembali dihebohkan oleh kematian Ibu Ana (Vonny Anggraini). Ibu Siti terlihat semakin ketakutan karena satu persatu temannya meninggal dengan cara yang tragis. Saat sedang memandikan jasad Ibu Ana, Lela terkejut melihat adanya banyak luka tak wajar. Ibu Siti pun berpesan kepada Lela untuk tidak membicarakan hal tersebut dan cukup diketahui oleh mereka berdua saja. Malam harinya, Ibu Siti yang memiliki indera keenam masih tak percaya jika pengelihatan dirinya tentang kematian Ibu Ida dan Ibu Ana itu menjadi kenyataan. Rasa takut menghantui Ibu Siti dan takut ajalnya akan segera tiba.
Ketakutan Ibu Siti terbukti. Saat terbaring istirahat bersama Lela, Ibu Siti tiba-tiba berteriak histeris dan kemudian meninggal bersimbah darah keluar dari mulutnya. Lela histeris melihat secara langsung ibunya meninggal dengan cara yang tragis. Saat memandikan jasad ibunya, Lela tak kuasa menahan rasa sedih. Namun rasa sedih itu seketika berubah menjadi penuh kecurigaan saat Lela menemukan benda asing dari dalam mulut sang ibu. Lela yakin jika ibunya meninggal gara-gara kiriman santet.
Disaat Lela berusaha untuk mengungkap kematian ibunya, serangkaian terror mistis terus menghantui dan mengancam nyawanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Lela dan orang-orang disekitarnya?


#Review:
Sutradara Hadrah Daeng Ratu dan penulis Lele Laila kembali berkolaborasi menghadirkan film horror terbaru berjudul PEMANDI JENAZAH (2024), setelah sebelumnya sukses lewat film remake SIJJIN (2023) dan PERJANJIAN GAIB (2023). Aku berkesempatan hadir pada acara pemutaran perdana film PEMANDI JENAZAH (2024) yang sukses digelar pada Kamis, 15 Februari lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Kolaborasi Non Hadrah dan Lele Laila kali ini terasa berbeda dari biasanya karena mereka tidak mengadaptasi dari novel, thread horror ataupun film pendek.


Produser dari VMS Studio yaitu Shalu T. M. mengungkapkan, ide cerita film ini berasal dari pengalaman beberapa orang yang berprofesi sebagai pemandi jenazah asli dan sudah menjalani pekerjaan tersebut selama puluhan tahun. Yang tak kalah menarik, Aghniny Haque, Djenar Maesa Ayu, Ibrahim Risyad dan para pemain lain dengan kompak mengatakan jika mereka tidak ada alasan untuk tidak menolak main di film ini. Para pemain mengikuti serangkaian pelatihan dan workshop menjadi pemandi jenazah betulan, lengkap dengan menghafal step by step serta doa-doa yang harus dilafalkan. Selain itu, proses pengembangan cerita dan masing-masing karakter dilakukan cukup panjang dan intens. Hal inilah yang membuat para pemain sangat puas dengan project yang dikerjakan oleh Non Hadrah dan Lele Laila.



For the first time ever! Gala Premiere film Indonesia menghadirkan gimmick "jenazah" yang siap untuk dimandikan dengan diiringi suara tahlilan di area lobby bioskop Cinema XXI Epicentrum! Ngeri!


Untuk segi cerita, film PEMANDI JENAZAH (2024) memberikan cerita yang terbilang baru dan belum pernah diangkat oleh para sineas film tanah air yaitu tentang profesi sebagai pemandi jenazah. Lele Laila kali ini terbilang berhasil membangun cerita dengan runut. Setiap karakter dikenalkan dengan sangat baik dan memiliki keterkaitan satu sama lain yang masih believable. Atmosfer horror yang diciptakan pun di build-up secara perlahan. Satu persatu misteri tampil sangat mencekam. Yang lebih apik lagi, Non Hadrah dan Lele Laila tumben banget kali ini tidak mengumbar jump scared untuk menakuti penonton. Eskalasi horror di film ini terus meningkat dan makin menyeramkan sampai film selesai. Hal tersebut didukung pula oleh teknis, pergerakan kamrea, artistik, visual, sinematografi dan scoring yang berhasil menambah level keseraman dari film ini. Beberapa adegan jump scared yang ditampilkan pun timingnya selalu tepat sasaran dan tidak lebay seperti film-film Lele Laila sebelumnya. Terdapat tiga sampai empat adegan horror di film ini yang eksekusinya sangat memuaskan dan benar-benar gila. Aku sampai tidak menyangka sang sutradara bisa menciptakan adegan horror tersebut!


Untuk jajaran pemain, Aghniny Haque berhasil menampilkan akting yang luar biasa di film ini. Gesture, range emosi dan ekspresi ketakutannya sangat luar biasa. Boleh banget dibilang karakter Lela yang diperankan Aghniny Haque menjadi penampilan terbaiknya sejauh ini di dunia perfilman tanah air. Chemistry dan kerja sama yang dilakukan dengan Djenar Maesa Ayu pun terasa powerful sebagai ibu dan anak. Apresiasi selanjutnya aku berikan kepada para ibu-ibu aktris yaitu Ruth Marini, Mian Tiara, Vonny Anggraini dan Riafinola Ifani yang sangat berani sekaligus totalitas saat melakoni adegan-adegan seram di film ini. Hampir semua elemen yang ada di film ini berada di level yang memuaskan.
Yang sedikit mengganjal bagiku yaitu tentang konklusi dari film ini yang seharusnya bisa dikemas lebih gila lagi ketimbang hanya gitu doang. Andai saja Non Hadrah dan Lele Laila tidak main aman, pasti aku nobatkan film PEMANDI JENAZAH (2024) ini sebagai salah satu film horror Indonesia terbaik dalam beberapa tahun terakhir.


[8.5/10Bintang]